Hot!

Other News

More news for your entertainment

5 Hal Pokok yang Perlu Anda Lakukan Ketika Blog Anda Masih Baru


ANDA SIBUK BEKERJA?, INGIN KULIAH D3 S1 S2

KLIK DISINI


Saya teringat ketika memulai ngeblog di Blogodolar pada Juni tahun lalu. Alexa Rank puluhan juta dan pengunjung 10 orang per hari merupakan kondisi yang tidak mengenakkan sekaligus menjadi tantangan saya waktu itu. Jika Anda berada dalam kondisi seperti itu, saya merekomendasikan Anda untuk melakukan 5 hal pokok berikut. Kelima hal ini berdasarkan pengalaman saya ketika blog ini baru seumur jagung.
1. Tulis postingan yang bermanfaat bagi pengunjung. Definisi bermanfaat ini bisa beragam, bergantung pada topik blog Anda. Sebagai contoh, bila Blog Anda bertopik humor, buatlah postingan yang membuat pengunjung blog Anda tertawa.
Referensi:
2. Buat brand blog Anda. Brand (merk) blog adalah sebuah pesan yang tidak terkatakan. Blog yang memiliki brand bagus akan dengan mudah diingat pembacanya. Misalnya, Blogguebo. Orang akan ingat bahwa blog ini adalah blog yang membahas tips-tips menghasilkan uang lewat blog. Jadi, buatlah brand blog Anda yang unik dan mudah diingat oleh pembaca.
3. Memiliki networking dengan blogger lain. Ketika Anda mulai ngeblog, mungkin Anda tidak banyak mengenal blogger lain. Mulailah berkenalan dengan mereka, misalnya memberikan komentar di blog orang lain, tukaran link, dan sebagainya.
4. Buat postingan tamu untuk blog orang lain. Ini adalah cara yang sangat manjur untuk memperkenalkan blog Anda kepada blogger lain dan menggaet pengunjung baru. Jika blog Anda pengunjungnya 10-20 per hari, mulailah membuat postingan tamu untuk blog setopik yang pengunjungnya 100-200 pengunjung per hari.
Referensi:
5Bereksperimen dan Evaluasi Hasilnya. Cobalah teknik menulis yang berbeda, menulis jenis postingan berbeda (referensi: 17 Jenis Postingan yang Layak Anda Buat), tiru gaya menulis blogger lain, mencoba SEO, menggaet pengunjung dari situs bookmarking sosial (Lintas Berita, Infogue, Digg, dan lain-lain), berpromosi di situs jejaring sosial (Facebook). Jangan lupa evaluasi hasilnya, sehingga Anda tahu mana yang terbaik bagi blog Anda.

Postingan Terkait:

10 Cara Melawan Kejenuhan Ngeblog


ANDA SIBUK BEKERJA?, INGIN KULIAH D3 S1 S2

KLIK DISINI


Ngeblog terdiri dari beragam aktivitas, mulai dari menulis, meningkatkan pengunjung, sampai berinteraksi dengan pengunjung. Dalam jangka panjang, aktivitas-aktivitas tersebut menimbulkan rasa jenuh. Apakah Anda merasakannya? Jika ya, Anda dapat mencoba satu atau lebih dari sepuluh cara berikut untuk melawan kejenuhan ngeblog.

1. Libur minimal sehari dalam seminggu

Rasa jenuh biasanya dipicu oleh rutinitas. Untuk melawannya, Anda harus menyediakan waktu libur minimal sehari dalam seminggu, misalnya Sabtu atau Minggu.
Saat libur tersebut, lupakan semua hal yang berkaitan dengan blog Anda. Putuskan juga koneksi internet di telepon genggam Anda sehingga email-email tidak mengganggu liburan Anda. Sasaran Anda adalah mengisi ulang “baterai” mental dan tubuh Anda sehingga Anda dapat ngeblog lagi dengan stamina baik untuk minggu berikutnya.
Untuk tujuan tersebut, Anda dapat:
  • Berkunjung ke tempat wisata yang ada di dalam atau luar kota Anda
  • Menonton film terbaru di bioskop
  • Jalan-jalan ke pusat perbelanjaan (mall)

2. Ikut komunitas blogger setempat

Bergabung dengan komunitas blogger atau marketer di kota Anda dapat juga melawan rasa jenuh ngeblog. Komunitas semacam itu umumnya memiliki aktivitas tertentu, seperti jalan-jalan bareng, kumpul bareng mingguan, atau mengadakan acara sosial bulanan.
Manfaat lain adalah Anda dapat bertukar pikiran atau pengalaman dengan teman-teman di komunitas tersebut. Dari tukar pikiran atau pengalaman tersebut, bukan tidak mungkin Anda mendapat ide baru atau mengadakan proyek bersama.
Bagaimana jika di tempat Anda belum ada komunitas blogger? Tidak ada jalan lain, Anda harus setahap demi setahap membangunnya. Langkah pertama dapat berupa mengajari teman-teman Anda yang belum tahu ngeblog.

3. Baca buku yang berkaitan dengan topik blog

Membaca buku yang berkaitan dengan topik blog Anda merupakan cara efektif mengatasi kejenuhan ngeblog. Anda dapat melakukannya sejam sebelum tidur malam, setelah makan siang, atau beberapa jam di hari libur Anda (jika Anda malas keluar rumah).
Dengan membaca buku, pengetahuan Anda akan bertambah sehingga Anda dapat menerapkannya di blog Anda. Ingat, belajar tidak harus berhenti setelah tamat sekolah atau kuliah.

4. Lakukan olahraga rutin

Cara lain mengatasi kejenuhan adalah dengan berolahraga secara rutin, misalnya jalan kaki di pagi hari setiap hari, mengikuti program kebugaran tiga kali seminggu, bermain bulu tangkis dua kali seminggu, atau bermain sepak bola di akhir pekan. Dengan berolahraga, tubuh Anda akan fit karena kalori terbakar.
Terkait olahraga, saya sedang membiasakan diri jalan kaki pagi selama 30 menit setiap hari (sekitar jam 5 pagi). Selain tidak mengeluarkan biaya, jalan pagi juga mudah dilakukan dan udara yang dihirup masih segar.

5. Lakukan eksperimen

Langkah lain untuk mengatasi kejenuhan ngeblog adalah dengan berkesperimen hal-hal baru. Aktivitas ini akan membuat Anda bergairah karena rasa ingin tahu Anda terhadap hasil yang akan diperoleh.

Bentuk eksperimennya dapat bermacam-macam, misalnya:
  • Menggunakan sosial media bila Anda selama ini mengandalkan pengunjung dari mesin pencari
  • Mengubah tampilan blog Anda, misalnya mengganti warna dan ukuran huruf, mengganti letak dan ukuran iklan, dan menggati theme atau template dengan yang responsif
  • Melakukan studi kasus, seperti membuat private blog network untuk mengoptimasi blog Anda, membuat blog baru dengan topik yang tidak Anda kuasai, atau beriklan untuk meningkatkan penghasilan Anda.

6. Buat tantangan untuk diri sendiri

Membuat tantangan untuk diri sendiri dapat juga dijadikan untuk mengatasi rasa jenuh ngeblog. Tantangan ini umumnya dilakukan selama 30 hari (30-day challenge) untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk menjadi kebiasaan-kebiasaaan baik.
Sebagai contoh, salah satu kebiasaan buruk Anda adalah mengecek penghasilan atau peringkat blog berkali-kali dalam sehari. Untuk menghilangkan kebiasaan tidak produktif ini, buat tantangan selama 30 hari ke depan dengan hanya mengecek penghasilan atau peringkat tersebut sekali seminggu, misalnya hari Minggu sore saja.
Dengan melakukan kegiatan tersebut, Anda memiliki waktu luang yang dapat digunakan untuk tujuan positif, misalnya mencari ide postingan atau meriset topik tulisan yang akan dibuat.

7. Ajak teman untuk ngopi bareng

Langkah lain melawan kejenuhan ngeblog adalah dengan mengajak teman Anda untuk ngopi bareng. Agar efektif, aktivitas ini dilakukan pada hari Rabu siang atau malam. Mengapa? Karena Rabu adalah pertengahan hari kerja saat stamina Anda mulai menurun.
Patut diingat, jangan mengajak teman yang apatis dengan aktivitas ngeblog Anda. Ini penting karena tujuan ngopi bareng Anda adalah untuk santai atau tukar pengalaman, bukan untuk berdebat.

8. Batasi waktu online

Cara termudah menghindari rasa jenuh ngeblog adalah dengan membatasi waktu online Anda. Untuk melakukan hal ini, jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Berapa jam waktu online Anda dalam sehari?
  • Apa yang Anda lakukan saat waktu online?
  • Kapan Anda online?
  • Apa tugas yang telah Anda lakukan saat online?
Dengan mengetahui jawaban keempat pertanyaan tersebut, Anda dapat menata ulang waktu online sehingga lebih produktif. Sebagai contoh, jika waktu online Anda adalah 4 jam pada malam hari dan sebagian besar waktu tersebut dihabiskan untuk hal-hal tidak produktif (misal melihat pembaharuan status teman Facebook Anda), Anda dapat menguranginya menjadi 3 jam. Setelah itu, putuskan koneksi internet lalu tidur.
Secara pribadi, waktu online saya adalah dua jam. Memang, waktu kerja saya adalah 6 jam sehari (Senin s.d Jumat, dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore). Namun, empat jamnya digunakan untuk menulis beragam postingan atau ebook.
Selain itu, dalam sebulan terakhir, saya membiasakan diri untuk tidak bekerja di malam hari. Di malam hari, saya biasanya bercengkerama dengan keluarga, menonton acara hiburan di TV, atau membaca buku. Setelah itu, saya tidur sebelum tengah malam agar dapat bangun pagi.

9. Buat libur tahunan

Jika libur mingguan tidak cukup, Anda dapat melakukan libur tahunan. Misalnya, libur seminggu saat anak-anak libur sekolah (jika Anda sudah berkeluarga) atau libur akhir tahun jika Anda belum berkeluarga. Tujuannya, sama seperti libur mingguan, Anda mengisi ulang “baterai” mental dan fisik Anda. Sekadar contoh, dalam dua tahun terakhir, saya selalu melakukan libur tahunan selama dua minggu, yaitu mudik ke Sumedang saat lebaran.

10. Beri penghargaan diri sendiri

Cara terakhir adalah dengan memberi penghargaan terhadap diri sendiri bila target tercapai. Penghargaan ini bukan berupa piala atau piagam, namun berbentuk hal-hal yang menyenangkan bagi Anda sendiri. Sebagai contoh, setelah menulis dan memublikasikan dua postingan dalam sehari (target harian tercapai), Anda dapat bersenang-senang dengan membuka Facebook atau menonton video Youtube.
Ada banyak faktor yang membuat Anda jenuh ngeblog. Anda harus mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dan secara bertahap menghilangkannya. Tentu, ini butuh waktu karena kejenuhan ngeblog secara umum berkaitan dengan kebiasaan Anda.
Cara apalagi yang dapat digunakan untuk melawan kejenuhan ngeblog?
Sumber gambar: Shemon

Postingan Terkait:




Cara Membuat Storytelling yang Menjadi Viral di Facebook (13.8K Share)

Saya pertama kali mengenal storytelling (kisah/cerita) saat membaca postingan Jon Morrow di Problogger.net yang berjudul How to Quit Your Job, Move to Paradise and Get Paid to Change the World pada pertengahan Mei 2011.

Postingan blogger difabel tersebut memberikan pegalaman emosional yang kuat kepada saya. Hati saya bergetar dan darah saya mendidih untuk lebih serius ngeblog.
Sejak itu, saya tertarik belajar storytelling. Namun, ternyata belajar storytelling itu tidak mudah karena saya bukan penulis fiksi dan kiat menulis storytelling yang saya baca membingungkan.
Alhasil, saya membuat postingan storytelling ala kadarnya di blog ini.
Titik balik terjadi saat saya membeli buku Langkah Awal Menjadi Penulis Fiksi karya Gari Rakai Sambu pada 29 Desember 2013. Dari buku tersebut, saya tahu teknik menulis novel yang baik.
Singkat cerita, saya menerapkan teknik menulis yang ada di buku itu saat membuat postingan tamu untuk blog Mas Yodhia Antariksa, StrategiManajement.net.
Postingan yang berjudul Saya Tinggalkan Pekerjaan dengan Gaji 21 Juta/bulan, dan Istri Saya Lalu Menangis Tersedu… ini menjadi viral di Facebook dengan jumlah share di hari pertama mencapai 6 ribu. Sampai postingan ini dipublikasikan, jumlah share mencapai 13.800.
Mengetahui postingan saya menjadi viral, Mas Yodhia menyebutnya fenomenal saat ia berkomentar di Facebook saya. Ia juga menawari saya untuk menjadi blogger tamu kembali.

Hal menarik lain adalah banyak orang yang berkomentar. Beberapa di antaranya menyebut terinspirasi oleh postingan tersebut. Bahkan, ada seorang yang mengaku menangis (mewek).
Bukan hanya itu, beberapa pembaca menjadi pembaca loyal blog saya atau membeli ebook saya. Ada juga yang menghubungi saya untuk bertanya seputar bisnis online.

Tahapan Membuat Storytelling

Tidak semua storytelling menjadi viral di Facebook atau media sosial lain. Meskipun demikian, ada 5 langkah yang dapat Anda lakukan agar peluang viral storytelling yang Anda buat menjadi lebih besar. Berikut penjelasan kelima langkah tersebut.

1. Tentukan pemeran utama

Langkah pertama adalah menentukan pemeran utama. Tidak sulit menentukannya karena pemeran ini dapat Anda sendiri atau orang lain.
Pemeran utama ini harus memiliki latar belakang yang dapat berupa ciri-ciri fisik, jenis kelamin, usia, profesi, dan status pernikahan.
Sebagai contoh, dalam postingan tamu saya di atas, pemeran utamanya adalah saya sendiri. Latar latar belakang ceritanya seputar profesi saya, yaitu Chemist di perusahaan tambang asing, mengelola projek besar, mengahadiri rapat yang membosankan, dan bosan menjadi karyawan.
Latar belakang ini saya informasikan di paragraf-paragraf berikut:
Saya tidak bohong kepada Anda. Saya mengalami hal yang sama ketika saya menjadi Chemist (laboratory engineer) selama 6,5 tahun di perusahaan multinasional yang bergerak di tambang nikel.
Pergi pagi. Mengerjakan banyak tugas rutin dan projek besar. Menghadiri rapat-rapat yang membosankan. Pulang sore bahkan sering malam.
Begitu hari demi hari. Minggu demi minggu. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. Seperti robot.
Saya bosan menjadi karyawan. Saya sudah tidak memiliki motivasi kerja. Saya sudah low battery.

2. Ketahui tujuan pemeran utama

Langkah berikutnya adalah mengetahui tujuan si pemeran utama. Tujuan ini merupakan gambaran besar dari storytelling (lazim disebut premis).
Agar menarik, tujuan pemeran utama tidak boleh luas, namun harus spesifik. Jangan khawatir jika Anda tidak tahu perbedaan kedua tujuan tersebut. Tabel di bawah ini dapat membantu Anda memahaminya.
Tujuan Luas
Tujuan Spesifik
Mengubah duniaMengagalkan konspirasi yang tengah berlangsung di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Menjadi pribadi yang lebih baik
  • Mencari ibunya yang bertahun-tahun ia tinggalkan untuk meminta maaf, atau
  • Mengumpulkan uang demi memberangkatkan ibunya naik haji
Dalam contoh saya, tujuan saya adalah keluar dari pekerjaan untuk menjadi full time blogger dengan penghasilan yang tidak kalah dari gaji karyawan.

3. Identifikasi risiko

Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi risiko, yaitu keadaan jika si pemeran utama gagal meraih tujuannya. Risiko ini akan membuat pembaca peduli pada si pemeran utama.
Pada kasus saya, risikonya adalah tetap bekerja dan merasa seperti robot. Risiko ini saya tulis seperti ini:
Seperti yang mungkin Anda duga, saya terpaksa pergi ke kantor. Bekerja lagi. Tetap seperti robot.

4. Buat rintangan

Setelah membuat risiko, langkah berikutnya adalah membuat rintangan-rintangan yang menghalangi si pemeran utama mencapai tujuannya. Semakin besar tujuan pemeran utama, rintangannya harus semakin besar pula.
Mengapa? Karena tujuan besar yang bertabrakan dengan rintangan besar akan menciptakan konflik yang hebat (tujuan besar + rintangan besar = konflik hebat).
Rintangan ini dapat berasal dari dalam diri si pemeran utama (internal) dan dari luar (eksternal). Sebagai contoh, rintangan-rintangan internal saya adalah:
  • Takut tidak dapat menafkahi keluarga
  • Ketidakpastian penghasilan bulanan
  • Sayang akan gaji besar yang akan ditinggalkan
  • Sayang akan fasilitas dari perusahaan (biaya kesehatan dan pendidikan gratis) yang selama ini saya dan keluarga dapatkan
Sementara itu, rintangan eksternalnya adalah:
  • Ditentang orang tua, istri, dan mertua
  • Punya utang kepada perusahaan saat membangun rumah
  • Google AdSense dinonaktifkan
Kedua jenis rintangan ini saya tuliskan dalam beberapa paragraf berikut:
Namun, saya tidak berdaya. Saya butuh uang untuk menafkahi keluarga. Saya butuh uang untuk membayar utang saya kepada perusahaan saat membuat rumah saya.
….
Istri saya menangis. “Mau makan apa nanti kita,” keluhnya dengan bibir bergetar dan sesenggukan. Dalam duka yang mungkin terasa perih.
Sementara itu, orang tua saya mengurut dada. Mertua saya tidak mau berbicara kepada saya. Mungkin beliau kecewa dengan keputusan menantunya. Beliau gamang dengan masa depan anak serta cucunya, jika saya menjadi joblesss.
….
Tiga bulan setelah keluar pekerjaan, akun Google AdSense saya dinonaktifkan walaupun saya tidak melakukan kecurangan. Penghasilan bulanan Rp 4 juta dari periklanan milik Google tersebut lenyap. Padahal, uang sebesar itu merupakan penghasilan utama saya sebagai full time blogger.
Dunia terasa gelap dan selebar daun kelor. Kepala saya pusing. Pikiran saya linglung. Sesaat kemudian, air mata menetes meskipun saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.
Tentu saja, si pemeran utama mesti berjuang mengatasi sejumlah rintangan yang dihadapinya. Pada contoh saya, saya menuliskannya seperti ini:
Namun akhirnya, saya memberanikan diri keluar dari pekerjaan saya untuk beralih menjadi full time blogger pada Oktober 2011.
Saya tinggalkan gaji Rp 21 juta per bulan. Saya tinggalkan biaya kesehatan gratis. Saya tinggalkan biaya pendidikan gratis untuk anak-anak saya. Saya bayar sisa utang saya kepada perusahaan sebesar Rp 98 juta.
Saya lalu cari sumber-sumber uang selain Google AdSense. Saya bangun juga blog-blog baru, terutama dalam bahasa Inggris.
 Sedikit demi sedikit, saya menghasilkan uang kembali dari blog-blog saya. Lampu mulai menyala. Dunia tidak segelap sebelumnya.

5. Tulis ending

Langkah terakhir adalah menulis ending, yaitu akhir dari storytelling. Bagian ini menjawab pertanyaan apakah si pemeran utama berhasil meraih tujuannya. Jika berhasil, maka ceritanya berakhir dengan happy ending. Jika gagal, ceritanya berakhir dengan sad ending.
Pada postingan saya, ceritanya berakhir dengan happy ending. Lihat paragraf-paragraf berikut ini:
Alhamdulilah, selama 5 tahun menjadi full time blogger, saya total mendapatkan hampir Rp 1 miliar. Dan hingga hari ini jumlah tersebut akan terus bertambah karena saya tetap tekun memelihara blog-blog saya.
Saya bahagia karena income saya sebagai full time blogger kini tidak kalah dengan gaji saya yang 21 juta per bulan itu.
Namun ada yang mungkin tak kalah penting: saya bisa bekerja dari rumah, kapan saja saya mau. Hanya memakai celana pendek dan kaos oblong. Saya memiliki financial freedom dan time freedom.
Storytelling dapat memberikan pegalaman emosional yang kuat kepada pembaca. Mereka bisa merasakan hal yang sama, berempati, atau terinspirasi. Bila Anda ingin membuat storytelling yang seperti itu, cobalah kelima langkah yang telah saya paparkan di atas. Selamat mencoba!
Catatan: Postingan tamu saya menjadi lebih dramatis berkat pengeditan yang dilakukan Mas Yodhia Antariksa. Ia pula yang memberi judul sehingga membuat orang menjadi lebih penasaran. Kudos Mas Yodhia!






Ingin Menjadi Blogger Produktif? Ikuti Sistem Ini

Jika Anda mengaku seorang blogger, Anda harus menulis. Oleh karena itu, produktivitas Anda diukur oleh jumlah kata yang ditulis. Semakin banyak kata yang ditulis, semakin produktiflah Anda (misalnya bog ter-update secara konsisten dan atau sejumlah ebook selesai). Untuk tujuan itu, ada sebuah sistem yang harus Anda ikuti.

Sistem ini saya sebut sistem blogger produktif (SBP). Terdiri dari empat tahapan (lihat gambar di bawah), sistem ini akan efektif jika Anda melaksanakannya sebelum aktivitas lain seperti bermain Facebook atau membaca blog orang lain.

1. Menemukan ide tulisan (10 menit)

Tahap pertama adalah menemukan ide tulisan. Ide-ide ini dapat ditemukan dari pengalaman sendiri, postingan orang lain, Google AdWords Keyword Planner, buku, majalah, televisi, radio, atau masalah orang lain. Aktivitas ini seyogianya tidak lebih dari 10 menit.

2. Menulis (60 menit)

Tahap selanjutnya adalah menulis berdasarkan ide yang ditemukan. Sasaran Anda pada tahap ini adalah membuat draf pertama tulisan. Tentu, draf ini terdiri judul, pendahuluan, isi, simpulan, dan bagian meminta pembaca untuk bertindak (call to action).
Trik agar Anda lancar menulis adalah:
  • Pisahkan menulis dari mengedit
  • Hilangkan gangguan menulis (misalnya mematikan internet atau HP Anda)
  • Cari tempat yang nyaman untuk menulis (misalnya di warkop atau perpustakaan)
Waktu yang dibutuhkan untuk menulis menulis draf pertama ini bergantung jumlah kata yang diinginkan. Sebagai contoh, saya butuh 60 menit untuk menulis draf pertama postingan 500 kata. Sementara itu, saya butuh 2 jam untuk menulis draf pertama postingan 1.000 kata.

3. Mengedit (90 menit)

Setelah draf pertama selesai, Anda mesti mengeditnya. Aktivitas ini dapat dilakukan sesegera mungkin atau setelah jangka waktu tertentu (misalnya satu atau dua hari kemudian). Kapan pun Anda melakukannya, mengedit terdiri dari memperbaiki salah ketik, mengefektifkan kalimat, mengoherensikan antarparagraf, membakukan kata, memiringkan kata asing, menyisipkan kata kunci, dan menguatkan argumen.
Karena menggunakan otak kiri (logika), mengedit umumnya butuh waktu lebih lama dari menulis. Secara pribadi, saya butuh 90 menit untuk mengedit draf pertama tulisan 500 kata.

4. Memublikasikan (20 menit)

Setelah melalui pengeditan, draf pertama berubah menjadi tulisan final yang siap dipublikasikan di blog Anda. Sebelum menekan tombol publish, ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, memformat tulisan tersebut agar lebih baik. Ini dapat berupa menggunakan H3 pada poin-poin yang dibahas dan menambahkan read more agar tidak panjang di halaman depan blog. Kedua, membuat tautan (link) ke tulisan sendiri atau orang lain. Kedua aktivitas ini butuh waktu sekitar 5 menit.
Ketiga, menyisipkan gambar agar tulisan lebih menarik (bersifat optional karena bergantung kepada selera blogger). Gambar yang dipilih seyogianya tidak melanggar hak cipta orang lain. Untuk tujuan tersebut, Anda dapat mencari gambar di Flickr dan situs sejenisnya. Pencarian gambar yang menarik di situs tersebut butuh waktu sekitar 15 menit.
Setelah menyelesaikan kedua hal di atas, Anda dapat menekan tombol publish. Baca kembali tulisan yang dipublikasikan tersebut (umum disebut postingan), siapa tahu masih ada salah ketik. Kalau masih ada, edit postingan tersebut sesegera mungkin.
Dengan mengikuti empat tahap SBP di atas, Anda dapat menjadi seorang blogger produktif. Tentu, Anda butuh komitmen untuk melaksanakannya agar konsisten. Bila sudah konsisten, menjadi blogger produktif tidaklah sesulit yang dibayangkan.
Tahap mana yang sulit bagi Anda?



Selengkapnya Kategori: Tips Menulis Sumber blogodolar